SAAT CINTA BERCERITA

Namaku Bunga Permata Hermawan. Dirumah aku hanya tinggal bersama dengan kedua orang tuaku, maklum anak tunggal. Sekarang aku duduk di bangku kelas 1 SMA di sebuah sekolah terkenal di kotaku. Aktivitasku sehari-hari datar-datar saja, monoton. Mulai dari bangun tidur, mandi, sekolah, les tambahan, les privat, ibadah, mengerjakan tugas sekolah dan kembali tidur lagi. Aktivitasku di sekolah lebih banyak kunikmati sendirian. Di sekolah, aku bukanlah tipe orang yang tidak mudah bergaul. Maka dari itu jangan heran kalau aku tidak memiliki teman dekat. Paling juga hanya beberapa teman dan itu juga dikarenakan suatu kepentingan tertentu. Aku termasuk orang yang sangat berambisi dalam mencapai sesuatu, apapun itu. Maka dari itu waktuku untuk bermain dengan teman sangatlah sedikit, berbeda dengan anak seumuranku lainnya. Aku mendapatkan Peringkat pertama parallel di sekolah. Ya, aku termasuk salah satu murid berprestasi di sekolah. Akan tetapi hari-hariku sangatlah hampa. Tiada terasa ayam sudah gagah menyeruakan suara khasnya. Aku begitu semangat bangun dan bergegas memakai seragam. Aku bertekad hari aku tak ingin menjadi siswa yang kesepian, aku ingin punya banyak teman. “ Selamat pagi Mama, Papa. Gimana penampilan Bunga Permata Hermawan, anak satu – satunya Bapak Hermawan pengusaha terkenal di Banjarmasin ini. hehehehe.” Celotehku . “ Duh… duh anak Papa cantik sekali sih, pasti banyak cowok yang naksir nanti.” Goda papa membuatku salah tingkah. “ Ahhh………….. Papa bisa aja.” Aku duduk di urutan pertama, kelas masih sepi. Aku mencoba merapikan bajuku yang sedikit tak beraturan. Sesekali ku baca novel berjudul Dunia Shopie yang tebalnya hampir delapan ratus halaman, hadiah dari Papaku tercinta. Nampak teman – temanku sudah mulai berdatangan, aku masih saja kaku untuk menyapa, ku lanjutkan saja membaca.  Di kantin sekolah, aku masih termenung dengan keadaan sekitar, duduk sendirian di temani semangkuk bakso dan lemon tea. Hari ini aku juga masih belum menemukan teman, apalagi mengajak berkenalan. Aahhh Mama, Papa, Bunga merasa sendirian. Tiada yang mau berteman dengan Bunga. Batinku menangis melihat di sekelilingku berbaur dan asyik mengobrol. Sedangkan aku, tak ada seorangpun yang menyapa apalagi mau duduk sebangku di kantin ini. Huuuftt…… “ Hey.” Sapanya mengagetkanku “ Hey juga.” Jawabku sedikit dengan raut muka jutek “ Boleh aku duduk disini.” Pintanya padaku. “ Boleh, silahkan.” “ Namamu siapa, anak baru kan?” Tanya perempuan yang sok akrab ini. “ Panggil saja Bunga.” Jawabku cuek. “ Kenalin, aku Citra. Kamu kelas apa?” “ XA. Kamu?” “ Waaaw, pasti kamu pintar. Aku kelas XD.” “ Ahhh tidak, biasa aja kok.” “ Mau gak kamu jadi aku?” Pinta Citra yang sejujurnya membuatku senang karena aku ingin punya banyak teman.  Hari – hari ku lewati hanya bersama Citra, rasanya aku memang susah untuk bergaul dengan orang. Meski aku kaya, terhormat dan pintar. Tapi, tetap saja itu tidak menjadi jaminan aku mendapatkan teman banyak, justru aku lebih sering di cuekin. Enam bulan lebih hidupku di SMA favorit ini tidak istimewa sedikitpun, mana yang katanya masa SMA itu menyenangkan dan asyik bahkan sangat berkesan. Itu hanya ilusi belaka, nyatanya aku tetap begini saja bahkan lebih menyakitkan. “ Selamat ya Bunga, Mama bangga punya anak seperti kamu.” Ucap Mama sedari mengecup keningku, namun aku hanya terdiam membisu. “ Lho… lho… lho anak Mama kok cemberut gitu, ada apa sayang.” Ucap mama kembali. “ Seharusnya Bunga bahagia ya Ma. Bunga kan dapat peringkat pertama. Tapi, Bunga tidak bahagia Ma, karena tidak ada yang mau berteman dengan Bunga. Bunga juga tidak tau mengapa teman – teman acuh tak acuh dengan Bunga Ma,” Ungkapku pada Mama. “ Bunga, belajarlah merubah sikap, kalau mereka cuek, pasti awalnya Bunga yang cuek.” Nasehat Mama membuatku sadar. Ada benarnya juga Mama berkata seperti itu, mungkin aku memang harus berubah bila aku ingin punya banyak teman. Pandai tidak menjamin kebahagiaan, bahagia adalah ketika banyak orang di sekeliling kita. Pagi ini, aku tata rapi senyumku, ku ingin suguhkan senyum kepada semua teman – temanku, aku sudah bosan hidup menyendiri dan di benci. Mulai menyapa sang Papa dan Mama, tidak lupa pembantuku dan juga sopir pribadiku. Sampai di sekolah aku mencoba berbaur dengan teman sekelas, mencoba memberi mereka dengan sebatang cokelat KitKat green-tea yang Papa beli dari Jepang. “ Aku kok gak di kasih.” Kata lelaki bertubuhnya sedikit berisi, tidak terlalu tinggi dengan kulit coklat kemerahan. “ Kamu siapa?” Tanyaku ketus. “ Memang kalau kamu tidak mengenalku, aku minta cokelatmu gak boleh ya.” Jawabnya dengan senyum datar. “ Boleh sih, nih tak kasih dua deh buat kamu.” Jawabku sedikit centil sedari membuka kotak cokelat. Dia pergi meninggalkan aku begitu saja. Siapa dia, kok aku baru melihatnya. Aahhh biarlah. Paling anak kelas lain yang sedang main ke kelasku. Syukurlah, teman kelasku ternyata menyukai cokelat yang di belikan ayahku. Oh ya, sampai lupa sahabatku Citra juga harus mencoba cokelat dari Papaku. Pyaaaaaaaaaar……… handphoneku terjatuh dan pecah berkeping – keping, serta cokelatku juga berantakan dan berserakan di lantai. “ Handphoneku, cokelatku. Kamu ini jalan lihat – lihat dung.” Kataku memarahinya. “ Sorry, aku gak sengaja.” Jawab lelaki itu. “ Makanya kalau jalan itu pake……..” bantahku terhenti. Saat ku tahu yang menabrakku adalah lelaki tadi. Entah mengapa mulutku tiba – tiba terbungkam. “ Nanti Handphonenya aku ganti deh. Sekali lagi maaf ya.” Pintanya padaku. Namun, Aku bergegas meninggalkan dia, tanpa peduli ocehannya. Seperti hari – hari sebelumnya dan hampir menjadi ruitinitas, jam tujuh bel pasti akan berbunyi dan para dewan guru dengan sigap menuju kelasnya masing – masing. Hari ini pelajaran matematika, pelajaran favoritku. “ Pagi calon – calon orang sukses.” Sapa Pak Andrian dengan senyum semangat. “ Pagi juga pak. Pagi untuk calon orang – orang sukses dan mulia.” Serentak mengucap jargon yang di berikan Pak Andrian. “ Anak – anak hari ini sangat special sekali.” Kata Pak Andrian membuat penasaran. “ Ada yang bisa nebak.” Tanya Pak Andrian pada murid – murid. “ Ada yang ulang tahun ya pak.” Jawab salah satu penghuni kelas. “ Bukan, itu sudah biasa. Tapiiii, hari ini kelas kita kedatangan teman baru.” Seisi ruangan tercengang dan heran. Siapa sosok anak baru ini, mengapa ia bisa menembus kelas favorit ini. “ Kamu. Ngapain kamu ke kelasku lagi.” Kagetku “ Aku siswa baru di kelas ini.” Jawabnya polos “ What! Do you the new student in my class. Oh no.” Timpalku membuat seisi ruangan memandangku aneh. “ Yes I do.” Jawabnya enteng. “ Huuft……..” “ Ayo Muha perkenalkan dirimu pada teman – teman.” Suruh Pak Andrian. “ Hello my Friend. How are you. Hehehe Okee. Perkenalkan. Namaku Muha Hardiyanto, bahagia sekali aku bisa di terima di sekolah favorit dan bersyukur sekali bisa masuk dalam kelas favorit juga. Saya berasal dari Tangerang, pindah disini dikarenakan orang tuaku yang sedang berdinas di kota Banjarmasin ini. Semoga teman – teman mau dan ingin menjadi teman saya. Terima kasih.” Terangnya yang sedikitpun tak ku dengarkan.  Semua teman – temanku terpesona melihat Muha yang keren, meski berkulit hitam tapi manis dan berisi. Huft. Aku kesal, kenapa dia harus satu kelas denganku. Aku bergegas memasukkan semua buku – bukuku. “ Buru – buru banget sih kamu. Mau kemana?” Hadang Muha di pintu kelas. “ Minggir, aku mau pulang.” Gerutuku. “ Sabar dung, kan aku belum selesai ngomong. Oh ya, namamu siapa?” Tanyanya lagi untuk menahan aku pergi. “ Bunga.” “ Nama yang indah sekali.” Tiba – tiba tangannya begitu kuat memegangi pergelangan tanganku, aku mencoba mengelak tetap saja tak kuat untuk mencoba melawan. “ Lepasin tanganku Muha, aku mau di bawa kemana.” Tanyaku mencoba melepaskan genggaman tangannya. “ Udah diem aja, ntar kamu juga tahu sendiri, yang pasti aku gak bakal ngapa – ngapain kamu.” Terangnya. “ Iya tapi aku mau di bawa kemana?” Tanyaku penasaran. Mobil Muha melaju dengan kencang, perasaanku sudah mulai tak tentu dan takut. Namun, dengan tenang aku mulai mengamatinya. Mulai memandangnya dengan senyuman manis di bibirnya. Duuhh….. ada yang aneh hatiku saat memandangnya, ada yang beda rasa ini saat mengamatinya. Ada getar – getar yang tak tentu yang ku rasa. Saat aku di sampingnya mengapa begitu nyaman.  Ku pandangi tanpa henti handphone baru yang di belikan Muha tadi siang. Muha memang cowok bertanggung jawab, meski Handphoneku harganya cukup mahal ia berani sanggup untuk mengganti. Tapi, terlintas di benakku, aku mulai mencatatkan suasana berbeda saat ku mengenalnya. Aku mulai berani berbicara dan tidak canggung. Duh Muha, siapa dirimu, apa engkau sengaja di hadirkan malaikat untuk menemani hariku yang dulunya sepi berubah menjadi berarti. Bulan depan, tepatnya Agustus nanti sekolahku mengadakan kegiatan perlombaan festival band antar kelas. Untuk itu seluruh anggota OSIS disibukkan menjadi panitia penyelenggara acara tersebut, termasuk aku. Kebetulan sekali Muha juga mengikuti festival band tersebut. Otomatis peluang besar bertemu dengan Muha sangat besar sekali. Aku yang bertugas di seksi acara dan Muha sebagai gitaris salah satu peserta band pada acara festival nanti. Saat itulah aku mulai saling mengenal sosok Muha dengan lebih akrab. Minggu berganti minggu. Tak terasa hubunganku semakin lama semakin dekat. Aku yang pada awalnya terkesan cuek dan tertutup kini sudah bisa menerima kehadiran seorang teman dekat di hidupku. Ya, dialah Muha cowok yang kini telah merubah hidupku lebih indah, seindah pelangi yang berwarna. “ Bunga, nanti pulangnya bareng aku ya…”. Tawar Muha padaku. “Siap Pak Komandan.” Jawabku semangat. Begitulah setiap harinya. Entah dimulai sejak kapan, setiap pulang sekolah jika tidak sibuk Muha selalu datang menghampiriku untuk sekedar mengajakku pulang bersama. “Oh ya, sore ini kamu sibuk gak Bunga. Aku mau ngajak kamu ke studio lihat grup bandku latihan”. Kata Muha membuka perbincangan. “ Hmm.. ga terlalu sibuk sih, kayanya aku bisa” “ Kalo gitu aku jemput kamu jam 4 sore ya” “ Iya boleh”. “Festivalnya satu minggu lagi kan? Semangat Muha !!!” (sambil mengepalkan tangan ke udara) “ Iya Bunga. Makasih yaa..” Ya ampuuuun.. entah mengapa kali ini rasanya berbeda sekali. Degup jantungku terdengar lebih kencang dari biasanya sampai-sampai aku takut Muha juga mendengarnya. Mungkinkah ini suatu pertanda? Ooh.. entah lah.  Muha oh Muha. Didekatnya aku merasa nyaman, merasa bebas, tidak seperti diriku yang dulu, kaku dan hampa. Muha merupakan pribadi yang sangat rendah hati, sopan dan suka bergaul dengan siapa saja. Wajar banyak teman-teman perempuanku menaruh hati padanya. Seperti ini kah rasanya jatuh cinta? Sehari saja tidak melihat wajahnya, rasanya hati ini begitu cemas. Oh Tuhan, ku tuliskan keindahan catatan diary ku yang penuh dengan nama Muha.  Hari ini adalah yang dinanti-nanti. Festival band sekolah SMA 1 Banjarmasin. Muha dan grupnya “King-Q” berada di nomor peserta 9. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, tibalah saatnya Muha dan personil lainnya maju ke atas pentas. “inilah dia penampilan yang sudah sangat ditunggu-tunggu oleh para gadis di sekolah kita, siapa lagi kalau bukan King-Q. Mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah “ terdengar suara MC membahana di udara kemudian terdengar riuh tepuk tangan penonton menyambut penampilan mereka . Di penampilan pertama Muha membawakan lagu “Dear God - Avenged SevenFold”. Alunan musiknya mampu menyihir ratusan mata yang melihat ditambah lagi dengan pesona Muha yang menawan hati setiap anak perempuan disekolahku. kemudian disusul dengan lagu ke dua, terdengar suara Muha di microphone sebelum lagu dinyanyikan. “ Lagu ini aku nyanyikan khusus buat seorang gadis yang telah mengisi hatiku selama ini. Semoga kamu suka. Endless Love – Muse”. Deegg !!! terasa hangat di dadaku. Apakah gadis yang dimaksud aku? Hatiku seketika terasa berbunga-bunga. Mendadak pemandangan di depanku berubah menjadi bukit berbunga, dihiasi dengan bunga warna-warni dan aneka kupu-kupu kemudian Muha berdiri diantara rerumputan bunga sedang menyanyikan lagu-lagu cinta. Namun seketika lamunanku menghilang saat diakhir penampilannya Muha menyebutkan nama gadis tersebut. “ Denia. Semoga kau bisa membalas perasaanku ini .” Apaaa??? Denia?? Jadi selama ini gadis yang ada di hati Muha adalah Denia??. Batinku mulai rapuh saat ku tahu Denia yang ada di hati Muha. Bukan aku. Selama ini aku saja yang berimajinasi terlalu tinggi. Oh Muha jadi, selama ini kau anggap aku apa?  Hati yang kurasakan kini berkecambuk tidak karuan. Tak kusangka yang dia pilih bukan aku melainkan sosok lain. Perih dan sedih diri ini menerima kenyataan. Aku bingung aku bimbang dan bertanya pada cermin apakah ini nyata atau sekedar mimpi belaka. Aku masih tak percaya dengan keadaan ini. Aku sungguh menyukai semua hal yang ada pada dirinya. Kenapa dia tidak memilihku ? apakah aku kurang pintar ? apakah aku kurang cantik ? apakah aku kurang baik ? bawa aku kurang kaya? oh Tuhan ternyata aku terlalu sombong menghadapi Muha. tolong lah hamba ini yang tidak berdaya saat ini. Berilah aku kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. Hari selanjutnya kujalani dengan penuh kehancuran hati. Inilah ceritaku, cinta pertamaku melayang dalam guratan rindu. Aku yang hina mencintai yang sempurna, meski aku punya segalanya, namun cinta tak dapat ku beli dengan segalanya, hatinya bukan milikku. Hatinya tak dapt ku beli dengan kuasaku. Oh Tuhan, cacatanku kini berubah pilu. Yang dulu berbunga karena rindu. Rindu Muha, lelaki yang telah merubah catatanku menjadi indah, meski akhirnya aku teteskan air mataku untuk Muha yang penuh rindu.

No comments:

Post a Comment

SSH Server di Debian

SSH singkatan dari secure shell dan merupakan cara untuk terhubung ke mesin remote. SSH *nix sangat populer di kalangan pengguna karena ked...