Sepenggal Episode Pertemanan

Sedikit ingin berbicara mengenai teman. Ya, Teman yang baik adalah orang yang bisa dijadikan tempat berkeluh kesah dan adu argumentasi, teman yang baik adalah orang yang bisa paling jujur di dunia untuk mengomentari segala hal tentang anda meski akan menyakitkan anda sekalipun. Di dunia ini, semua orang pasti butuh teman. Walaupun orang jahat yang paling jahat sekalipun, dia pasti juga butuh teman. Dalam perjalanan menuju sukses, kita perlu teman yang benar-benar tulus membantu serta membimbing kita. Melalui mereka, kita akan mendapat kekuatan dan tidak mudah bimbang ketika menghadapi halangan atau musibah karena teman sentiasa berdiri di samping kita. Memberikan dukungan dan doa agar kita boleh melewati masa-masa sulit yang pasti akan terjadi dalam hidup kita. George Elliot berkata ”Pertemanan adalah kenyamanan yang tak terkatakan perasaan aman dengan seseorang, tidak memiliki pikiran menimbang atau mengukur kata-kata….” Namun saat ini Aku bingung dengan keadaan yang ada diseklilingku, terutama tentang pertemanan kami yang mungkin baru seumur biji kecambah menjumpai sebuah konflik. Konflik yang menimbulkan rasa yang sungguh tidak nyaman dalam diri kami masing-masing. Sehingga hubungan ini menjadi renggang karenanya (Konflik). Dari pertemanan yang kami jalanin rasanya aku sudah mengenal lama dengannya. Rasa nyaman, rasa percaya, rasa senang begitu saja muncul ketika bertegur sapa dengannya. Pertemanan kami terasa sangat indah seperti angin yang berhembus merasuki jiwa manusia. Rasa ingin tahu tentang satu sama lain adalah hal yang paling menarik diawal kisah pertemanan ini. Lambat waktu suasana suasana keakraban muncul diantara kami. Ketika kami mulai dari menyapa sampai ngobrolin berbagai hal kaya dunia perkuliahan, tentang pengalaman hidup dan berbagai macam. Lama kelaman dari obrolan –obrolan kecil itu aku mulai kagum dan mengenal sifat serta karakternya. Seiring waktu berputar tanpa henti keadaan mulai berubah ketika konflik itu muncul yang disebabkan oleh Rasa, Perspektif, dan Ego. Hari demi hari kedaan telah berubah tidak seperti keadaan ketika kami berkenalan dahulu. Entah sampai kapan keadaan ini akan berlanjut, mungkin hanya waktu yang akan menjawab keadaan. Hanya ada rasa senang jika mengingat hal – hal yang pernah kami alami dalam kisah pertemanan ini dan rasa takut muncul bila kami tak dapat berjumpa kembali. Namun jalan didepan masih panjang dan masih banyak hal yang harus dilakukan. Belajar introspeksi diri dan mengerti keadaan sekeliling kita artinya kita harus sadari apa saja yang telah kita perbuat dengan orang" yang berada disekliling kita. misalnya sudah benar kah sikap kita terhadap orang lain ? dan komunikasikan lah hal-hal kecil apabila terdapat suatu kegundahan mengenai sesuatu. Yang terpenting adalah kejujuran, jangan sampai ada hal yang ditutupi diantara kalian kecuali hal yang memang tidak perlu untuk diketahui orang lain. Bersyukurlah kalian yang dikelilingi banyak teman baik maka jagalah baik-baik pertemanan yang sudah terjalin dan jangan pelit untuk sekedar mendoakan setiap orang yag telah bersedia jadi teman kita sebagai tanda terimakasih kita padanya.

Sesosok Teman

17 November 2013. Ya tepat hari itu ku mengikuti sebuah program dari kampus dan mengenal dirinya. Pada pertemuan perdana kami bertujuh mengenalkan diri masing – masing dan dari ke semua anggota belum ada yang special namun waktu itu belum hadir semua. Kemudian pertemuan berikutnya anggota bertambah satu lagi yang hadir, ku suruh dia memperkenalkan diri. Dia bernama Bunga, pertama ku melihat dia, ak berfikir ia sama saja dengan anggotaku lainnya dari segi penampilan maupun sikapnya. Mungkin karena awal ketemu dan kita baru mengenal. Seiring berjalannya waktu dan frekuensi kita bertemu semakin tinggi suasana keakraban mulai muncul diantara kita. Mulai dari menyapa sampai ngobrolin berbagai hal kaya dunia perkuliahan, tentang acara itu sendiri sampai pengalaman hidup,heee Lama kelaman dari obrolan –obrolan kecil itu ak mulai kagum dan mengenal sifat serta karakternya. Ternyata dibalik penampilan yang bs dibilang nyentrik karena dia anak music tapi remaja masjid juga. dia memiliki segudang pengalaman Luar biasa menurut ku untuk ukuran seorang wanita muda dizaman sekrang ini. Dia bercerita mengenai suka duka bersama keluarganya. Salah satu contoh cerita singkatnya yaitu semenjak SMA dia mulai hidup mandiri dan jauh dari orang tua untuk mendapatkan pendidikan yang bonafit. Dia pekerja keras dalam pendidikan yang ia wujudkan dengan mendapatkan biaya sekolah gratis yang diberikan sekolah kepadanya. Di sekolah dia sangat kritis terhadap apa yang diberikan oleh sang guru dia juga sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam kehidupannya. Dia merasa kesal sekali ketika ulangan yang ia kerjakan dengan susah payah namun hasilnya kalah dari pada temen-temen yang saling kerjasama. Namun dia tetep pada pendiriannya dan tidak terpengaruh dengan yang lain. Di sekolah dia tdk hanya belajar namun berwirausaha juga dengan menjual alat tulis kepada teman”nya yang terbuat dari barang bekas. Setiap ada waktu luang seperti jam istirahat dia tanpa mengenal lelah menjajakan jualannya muter ke kelas” untuk mendapatkan tambahan uang saku. Terkadang dia sampai telat masuk ke dalam kelas. Jiwa yang kreatif dan Semangat yang tinggi disertai sikap ceria dan baik hati dia dirindukan banyak orang tidak hanya oleh kelurga tetapi orang tua angkat(ibu kos) dan orang disekeliling yang mengenalnya pasti merindukan sosoknya. Satu lagi yang aku kagumi, dia rajin ibadahnya dan ilmu agamanya lebih dari ku, karena background agama keluarganya bagus. Oh yah kebiasaan ngaji dia juga lakukan setiap hari dengan suara emas yang dimilikinya lantutnan ayat suci terdengar sedemikian merdunya. Membuat nyamam bila ada didekatnya. Perlahan mengenal lebih jauh tentang dia, sedikit demi sedikit membawa perubahan dalam hidup ku terutama dalam hal agama. Alhamdulilah skg ak lbh rajin dan frekuensi mengaji lebih sering sebelum ak mengenalnya. Trus dalam kehidupan sehari – hari bnyak yang ku ambil darinya tentang perjuangan keras dlm meraih impiannya, semangatnya yang begitu tinggi dan fikirannya yang melihat jauh kedepan. Sungguh wanita muda yang Luar Biasa di zaman seperti ini, beruntung sekali ak mengenal dirinya dan ak mengaguminya dan belajar banyak darinya.

Sedikit kisah lalu

20 mei 2013 Waktu menunjukkan 18.33 wib saat itu, saya selepas beribadah sholat magrib dan berbuka puasa, rasanya nikmat dan fikiran pun masih fresh karena baru mandi setelah menjalankan rentetan aktifitas yang cukup padat mulai dari berangkat kuliah pukul 7 pagi sampai pulang pukul 16.30 dan saya putuskan untuk mulai menulis tentang diri sebagai latihan menulis katanya mba Ageng (kadep MPR). Oke mba ageng ni saya menulis nih,tp mulai dari lahir ato gmn?hahah kayanya terlalu panjang nanti yaa??..yauda saya ceritakan mengenai seorang Muhhamad Azyes Herlambank. Ya itu nama lengkap saya dari kecil sampai sekarang yang artinya apa ya? sebentar tanya ibu dulu lebih detail dan jelas,hee setelah beberapa saat mendengarkan ibu saya menyimpulkan bahwa arti nama saya yaitu melambangkan keperkasaan seorang laki-laki yang memiliki sifat dan budi pekerti yang baik..aamiinn (Semoga kelak menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana) seputar nama dicukupkan sekian deh. Oh iya lupa saya dilahirkan di ibu kota pada tahun 1993 waktu itu orang tua saya masih bekerja di Taman Ismail Marzuki. Sempat merasakan sumpek ruwetnya ibu kota selama 5 tahun. Disana saya mengenyam pendidikan hanya sampai taman kanak kanak nol kecil, gatau sekarang bayi aja malah sudah sekolah#playgroup. kemudian pada tahun 1999 ada krisis moneter waktu itu lengsernya presiden Suharto banyak perusahan-perusahaan kena PHK#pemberhentianhakkerja, waktu itu ayah saya kena imbasnya juga Waktu berganti hari demi hari saya beserta orang tua mudik ke kampung sampai saat ini dan tinggal di desa di kecamatan sempor kabupaten kebumen tepatnya di desa Jatinegara#kaya nama stasiun di ibu kota Nah, orang tua saya ayah berwiraswasta sebagai pedagang dan juga memiliki lahan padi #warisan mbah saya dan ibu menjadi seorang guru sd ketika pertama pindah saya merasa asing dan perlu beradaptasi dengan anak-anak dilingkungan sekitar#kebanyakan anak didesa ini menggunakan bahasa jawa semua dan hanya saya yang berbahasa Indonesia tapi bertahun-tahun disana juga akhirnya juga faseh bhs jawa sampai sekarang,heee Di desa tersebut saya kembali merasakan taman kanak-kanak lagi karena umur saya waktu itu masih 4 tahun lebih nama nya TK Pertiwi Jatinegara namun di TK tersebut saya juga tidak lama karena teman-teman saya lebih kecil daripada saya#ketika itu paling tinggi dan gendut dan sering diejekin temen dan akhirnya ibu saya memutskan untuk memasukkan ke sebuah SD Negeri 2 Jatinegara namun disana ibu saya ditolak oleh kepala sekolah karena muridnya sudah terlalu banyak dan saya terlalu muda untuk masuk sekolah dasar kemudian ibu saya mendaftarkan ke SD Negeri 1 Jatinegara dan alhamdulilah kepala sekolah menerima saya sebagai titipan#maklum masih muda bisa ngikuti pelajaran lumayan Namun seiring berjalannya waktu saya mampu mengikuti pelajran dengan baik dan alhamdulilah tidak pernah tinggal kelas#kenyataan anak desa pada waktu itu banyak yang mengulang dan yang ada saya mulai bisa bersaing. Saya ingat betul waktu dikelas 3 mulai dari ranking 19 di cawu I dari 40an murid #dulu namaya catur wulan bukan semester kemudian di cawu II naik menjadi 16 dan cawu II menjadi 14 kemudian yang saya sangat senang dikelas 4 saya masuk 10 besar yaitu ranking 9 kemudian 7,7 dan dikelas 5 saya mulai menunjukkan kematnagn dengan masuk 5 besar disemseter 1#waktu itu peralihan system dari catur wulan ke semester jujur waktu itu memang sulit menembus 5 besar mengapa?karena teman – teman di 5 besar mereka memilikikematangan usia yang lebih daripada saya apalgi yang rangking 1 tak terkalahkan dia namanya Setyoko Andra Veda dia kelahiran 1991#wajar juara terus dan saya bangga ketika kelas 6 saya mendapat nilai matematika tertinggi dikecamatan dengan nilai 9,49 dan mendapatkan ranking 4 dan berhak naik keatas panggung#rasanya bangga bisa mengajak orang tua naik atas panggung Kemudain berlanjut memasuki Sekolah menengah pertama, dan SMP saya bernama SMP negeri 1 Sempor di sekolah itu selama 3 tahun pernah mewakili lombamatematematika di kabupaten dan alhamdulilah 5 besar trus. Berlanjut memasuki usia remaja dan dimulainya masuk sekolah menengah atas saya memilih sekolah menengah kejuruan yaitu SMK negeri 1 Gombong dimana sekolah itu sekolahan berprediakt SMK terbaik di Kabupaten dan nomor 3 diprovinsi saat itu. Saya mengambil teknik Komputer jaringan waktu itu baru 2 tahun artinya saya angkatn ke 2 pada jurusan TKJ di SMK N 1 Gombong. Memilih jurusan itu karena berpikiran bisa memainkan computer dan internet lebih lama dibandingkan jurusan lain,hee kemudian saya akan bercerita mengenai sukses saya dalam kelulusan smk, masuk perguruan tinggi dan mendapatkan beasisiswa bidik misi, sebenarnya saya hanya seorang siswa biasa yang tak banyak berprestasi dan berorganisasi. tapi disisi lain saya berusaha sebaik mungkin untuk mendapat hasil yang baik tentunya dengan rajin belajar dan ibadah. saya merassa orang yang beruntung,kenapa?saya masuk ke perguruan tinggi tidak seperti siswa lain yang harus mempersiapkan untuk tes snmptn dan semacamnya, mungkin beberapa siswa mendapatkan kemudahan seperti saya, yang mana hanya mengikuti program penerimaan bibit unggul. program ini merupakan jalur non tes untuk masuk perguruan tinggi yang mana saat itu hanya ada 500 siswa yang diterima dari ribuan pendaftar dari berbagai daerah.semasa-masa pendaftaran kuliah saya sibuk mencari informasi ke BK SMK Negeri 1 Gombong untuk mendapatkan informasi mengenai beasiswa masuk kuliah. kenapa saya sibuk mencari beasiswa?karena keadaan keluarga saya saat itu belum stabil perokonomiannya, dimana setelah hari kelulusan yang mana masih dalam suasana kesenangan atas hasil yang diraih selama 3 tahun menuntut ilmu dan lulus dengan hasil yang memuaskan. tapi beberapa hari kemudian ayah saya meninggal dan hari itu menjadi hari yang kelabu.kesenangan atas kelulusan pun tidak berbekas ketika itu hanya air mata dan suasana sendu berada disekitarku. dan saat itu saya merasa gagal karena belum dapat membahagiakan ayah ku. sekian tahun saya didunia belum bisa memberikan kebahagiaan yang berarti bagi ayah dan keluarga saya,rasanya menyesal sangat mendalam. apalagi melihat keadaan ekonomi keluarga yang belum stabil,dan ibu juga masih mempunyai tanggungan adik saya perempuan yang duduk dibangku sd ketika itu. saya merasa tak berguna dalam keluarga. saya ingat pesan dari alm. ayah "le jadi anak yang prihatin yah,jangan lupa sholatnya dijaga" itu menjadi acuan saya untuk kedepannya. saya tetap rajin sholat dan berpuasa sunnah, serta menjalankan sholat sunnah ini yang saya lakukan ketika mempunyai hajat. dan ketika itu masih dalam suasana haru dan saya mendapatkan telepon dari sekolah bahwasannya saya diterima di Universitas Negeri Yogyakarta. saat itu juga menitihkan ari mata haru dan kemudian saya bersujud syukur. nah,semangatpun bertambah untuk menjadi pribadi yang baru dan lebih baik. beberapa waktu kemudian saya menjalani kehidupan yang baru kehidupan jauh dari orang tua,yang mana saya harus bisa hidup mandiri,harum mampu mengatur kebutuhan dnegan bekal sedanya dan harus bersyukur atas keadaan yang ada. setelah 2 tahun menjalani perkuliahan sebgai siswa regurler saat itu mahasiswa PBU sama setara dengan snmptn(tetap membayar),tak disangka saya dipanggil Bapak Wakil Dekan III ketika itu yang menyatakan bahwa saya mendapat beasiswa bidikmisi pengganti tapi saya harus mengurus sendiri ke bag keuangan yang membutuhkan kesabaran dan tidak mudah putus asa karena prosesnya agak lama.setelah bebrapa waktu akhirnya saya bener-benar menjadi mahasiswa bidikmisi yang mendapt uang saku dan biaya kuliah digratiskan. subhanalloh.betapa senengnya saya membawa berita ini untuk keluarga tercinta di gombong dan sedikit meringankan beban daripada ibuku. Sunnguh Engkau Maha Mendengar Ya Allah. ini merupakan sedikit pengalaman yang bisa saya tuliskan disini. saya mempunyai pesan dari cerita ini yaitu prihatin adalah salah satu pilihan yang harus dijalani untuk menuju sebuah kemenangan, kehidupan yang penuh kesederhanaan dan kesabaran.

SAAT CINTA BERCERITA

Namaku Bunga Permata Hermawan. Dirumah aku hanya tinggal bersama dengan kedua orang tuaku, maklum anak tunggal. Sekarang aku duduk di bangku kelas 1 SMA di sebuah sekolah terkenal di kotaku. Aktivitasku sehari-hari datar-datar saja, monoton. Mulai dari bangun tidur, mandi, sekolah, les tambahan, les privat, ibadah, mengerjakan tugas sekolah dan kembali tidur lagi. Aktivitasku di sekolah lebih banyak kunikmati sendirian. Di sekolah, aku bukanlah tipe orang yang tidak mudah bergaul. Maka dari itu jangan heran kalau aku tidak memiliki teman dekat. Paling juga hanya beberapa teman dan itu juga dikarenakan suatu kepentingan tertentu. Aku termasuk orang yang sangat berambisi dalam mencapai sesuatu, apapun itu. Maka dari itu waktuku untuk bermain dengan teman sangatlah sedikit, berbeda dengan anak seumuranku lainnya. Aku mendapatkan Peringkat pertama parallel di sekolah. Ya, aku termasuk salah satu murid berprestasi di sekolah. Akan tetapi hari-hariku sangatlah hampa. Tiada terasa ayam sudah gagah menyeruakan suara khasnya. Aku begitu semangat bangun dan bergegas memakai seragam. Aku bertekad hari aku tak ingin menjadi siswa yang kesepian, aku ingin punya banyak teman. “ Selamat pagi Mama, Papa. Gimana penampilan Bunga Permata Hermawan, anak satu – satunya Bapak Hermawan pengusaha terkenal di Banjarmasin ini. hehehehe.” Celotehku . “ Duh… duh anak Papa cantik sekali sih, pasti banyak cowok yang naksir nanti.” Goda papa membuatku salah tingkah. “ Ahhh………….. Papa bisa aja.” Aku duduk di urutan pertama, kelas masih sepi. Aku mencoba merapikan bajuku yang sedikit tak beraturan. Sesekali ku baca novel berjudul Dunia Shopie yang tebalnya hampir delapan ratus halaman, hadiah dari Papaku tercinta. Nampak teman – temanku sudah mulai berdatangan, aku masih saja kaku untuk menyapa, ku lanjutkan saja membaca.  Di kantin sekolah, aku masih termenung dengan keadaan sekitar, duduk sendirian di temani semangkuk bakso dan lemon tea. Hari ini aku juga masih belum menemukan teman, apalagi mengajak berkenalan. Aahhh Mama, Papa, Bunga merasa sendirian. Tiada yang mau berteman dengan Bunga. Batinku menangis melihat di sekelilingku berbaur dan asyik mengobrol. Sedangkan aku, tak ada seorangpun yang menyapa apalagi mau duduk sebangku di kantin ini. Huuuftt…… “ Hey.” Sapanya mengagetkanku “ Hey juga.” Jawabku sedikit dengan raut muka jutek “ Boleh aku duduk disini.” Pintanya padaku. “ Boleh, silahkan.” “ Namamu siapa, anak baru kan?” Tanya perempuan yang sok akrab ini. “ Panggil saja Bunga.” Jawabku cuek. “ Kenalin, aku Citra. Kamu kelas apa?” “ XA. Kamu?” “ Waaaw, pasti kamu pintar. Aku kelas XD.” “ Ahhh tidak, biasa aja kok.” “ Mau gak kamu jadi aku?” Pinta Citra yang sejujurnya membuatku senang karena aku ingin punya banyak teman.  Hari – hari ku lewati hanya bersama Citra, rasanya aku memang susah untuk bergaul dengan orang. Meski aku kaya, terhormat dan pintar. Tapi, tetap saja itu tidak menjadi jaminan aku mendapatkan teman banyak, justru aku lebih sering di cuekin. Enam bulan lebih hidupku di SMA favorit ini tidak istimewa sedikitpun, mana yang katanya masa SMA itu menyenangkan dan asyik bahkan sangat berkesan. Itu hanya ilusi belaka, nyatanya aku tetap begini saja bahkan lebih menyakitkan. “ Selamat ya Bunga, Mama bangga punya anak seperti kamu.” Ucap Mama sedari mengecup keningku, namun aku hanya terdiam membisu. “ Lho… lho… lho anak Mama kok cemberut gitu, ada apa sayang.” Ucap mama kembali. “ Seharusnya Bunga bahagia ya Ma. Bunga kan dapat peringkat pertama. Tapi, Bunga tidak bahagia Ma, karena tidak ada yang mau berteman dengan Bunga. Bunga juga tidak tau mengapa teman – teman acuh tak acuh dengan Bunga Ma,” Ungkapku pada Mama. “ Bunga, belajarlah merubah sikap, kalau mereka cuek, pasti awalnya Bunga yang cuek.” Nasehat Mama membuatku sadar. Ada benarnya juga Mama berkata seperti itu, mungkin aku memang harus berubah bila aku ingin punya banyak teman. Pandai tidak menjamin kebahagiaan, bahagia adalah ketika banyak orang di sekeliling kita. Pagi ini, aku tata rapi senyumku, ku ingin suguhkan senyum kepada semua teman – temanku, aku sudah bosan hidup menyendiri dan di benci. Mulai menyapa sang Papa dan Mama, tidak lupa pembantuku dan juga sopir pribadiku. Sampai di sekolah aku mencoba berbaur dengan teman sekelas, mencoba memberi mereka dengan sebatang cokelat KitKat green-tea yang Papa beli dari Jepang. “ Aku kok gak di kasih.” Kata lelaki bertubuhnya sedikit berisi, tidak terlalu tinggi dengan kulit coklat kemerahan. “ Kamu siapa?” Tanyaku ketus. “ Memang kalau kamu tidak mengenalku, aku minta cokelatmu gak boleh ya.” Jawabnya dengan senyum datar. “ Boleh sih, nih tak kasih dua deh buat kamu.” Jawabku sedikit centil sedari membuka kotak cokelat. Dia pergi meninggalkan aku begitu saja. Siapa dia, kok aku baru melihatnya. Aahhh biarlah. Paling anak kelas lain yang sedang main ke kelasku. Syukurlah, teman kelasku ternyata menyukai cokelat yang di belikan ayahku. Oh ya, sampai lupa sahabatku Citra juga harus mencoba cokelat dari Papaku. Pyaaaaaaaaaar……… handphoneku terjatuh dan pecah berkeping – keping, serta cokelatku juga berantakan dan berserakan di lantai. “ Handphoneku, cokelatku. Kamu ini jalan lihat – lihat dung.” Kataku memarahinya. “ Sorry, aku gak sengaja.” Jawab lelaki itu. “ Makanya kalau jalan itu pake……..” bantahku terhenti. Saat ku tahu yang menabrakku adalah lelaki tadi. Entah mengapa mulutku tiba – tiba terbungkam. “ Nanti Handphonenya aku ganti deh. Sekali lagi maaf ya.” Pintanya padaku. Namun, Aku bergegas meninggalkan dia, tanpa peduli ocehannya. Seperti hari – hari sebelumnya dan hampir menjadi ruitinitas, jam tujuh bel pasti akan berbunyi dan para dewan guru dengan sigap menuju kelasnya masing – masing. Hari ini pelajaran matematika, pelajaran favoritku. “ Pagi calon – calon orang sukses.” Sapa Pak Andrian dengan senyum semangat. “ Pagi juga pak. Pagi untuk calon orang – orang sukses dan mulia.” Serentak mengucap jargon yang di berikan Pak Andrian. “ Anak – anak hari ini sangat special sekali.” Kata Pak Andrian membuat penasaran. “ Ada yang bisa nebak.” Tanya Pak Andrian pada murid – murid. “ Ada yang ulang tahun ya pak.” Jawab salah satu penghuni kelas. “ Bukan, itu sudah biasa. Tapiiii, hari ini kelas kita kedatangan teman baru.” Seisi ruangan tercengang dan heran. Siapa sosok anak baru ini, mengapa ia bisa menembus kelas favorit ini. “ Kamu. Ngapain kamu ke kelasku lagi.” Kagetku “ Aku siswa baru di kelas ini.” Jawabnya polos “ What! Do you the new student in my class. Oh no.” Timpalku membuat seisi ruangan memandangku aneh. “ Yes I do.” Jawabnya enteng. “ Huuft……..” “ Ayo Muha perkenalkan dirimu pada teman – teman.” Suruh Pak Andrian. “ Hello my Friend. How are you. Hehehe Okee. Perkenalkan. Namaku Muha Hardiyanto, bahagia sekali aku bisa di terima di sekolah favorit dan bersyukur sekali bisa masuk dalam kelas favorit juga. Saya berasal dari Tangerang, pindah disini dikarenakan orang tuaku yang sedang berdinas di kota Banjarmasin ini. Semoga teman – teman mau dan ingin menjadi teman saya. Terima kasih.” Terangnya yang sedikitpun tak ku dengarkan.  Semua teman – temanku terpesona melihat Muha yang keren, meski berkulit hitam tapi manis dan berisi. Huft. Aku kesal, kenapa dia harus satu kelas denganku. Aku bergegas memasukkan semua buku – bukuku. “ Buru – buru banget sih kamu. Mau kemana?” Hadang Muha di pintu kelas. “ Minggir, aku mau pulang.” Gerutuku. “ Sabar dung, kan aku belum selesai ngomong. Oh ya, namamu siapa?” Tanyanya lagi untuk menahan aku pergi. “ Bunga.” “ Nama yang indah sekali.” Tiba – tiba tangannya begitu kuat memegangi pergelangan tanganku, aku mencoba mengelak tetap saja tak kuat untuk mencoba melawan. “ Lepasin tanganku Muha, aku mau di bawa kemana.” Tanyaku mencoba melepaskan genggaman tangannya. “ Udah diem aja, ntar kamu juga tahu sendiri, yang pasti aku gak bakal ngapa – ngapain kamu.” Terangnya. “ Iya tapi aku mau di bawa kemana?” Tanyaku penasaran. Mobil Muha melaju dengan kencang, perasaanku sudah mulai tak tentu dan takut. Namun, dengan tenang aku mulai mengamatinya. Mulai memandangnya dengan senyuman manis di bibirnya. Duuhh….. ada yang aneh hatiku saat memandangnya, ada yang beda rasa ini saat mengamatinya. Ada getar – getar yang tak tentu yang ku rasa. Saat aku di sampingnya mengapa begitu nyaman.  Ku pandangi tanpa henti handphone baru yang di belikan Muha tadi siang. Muha memang cowok bertanggung jawab, meski Handphoneku harganya cukup mahal ia berani sanggup untuk mengganti. Tapi, terlintas di benakku, aku mulai mencatatkan suasana berbeda saat ku mengenalnya. Aku mulai berani berbicara dan tidak canggung. Duh Muha, siapa dirimu, apa engkau sengaja di hadirkan malaikat untuk menemani hariku yang dulunya sepi berubah menjadi berarti. Bulan depan, tepatnya Agustus nanti sekolahku mengadakan kegiatan perlombaan festival band antar kelas. Untuk itu seluruh anggota OSIS disibukkan menjadi panitia penyelenggara acara tersebut, termasuk aku. Kebetulan sekali Muha juga mengikuti festival band tersebut. Otomatis peluang besar bertemu dengan Muha sangat besar sekali. Aku yang bertugas di seksi acara dan Muha sebagai gitaris salah satu peserta band pada acara festival nanti. Saat itulah aku mulai saling mengenal sosok Muha dengan lebih akrab. Minggu berganti minggu. Tak terasa hubunganku semakin lama semakin dekat. Aku yang pada awalnya terkesan cuek dan tertutup kini sudah bisa menerima kehadiran seorang teman dekat di hidupku. Ya, dialah Muha cowok yang kini telah merubah hidupku lebih indah, seindah pelangi yang berwarna. “ Bunga, nanti pulangnya bareng aku ya…”. Tawar Muha padaku. “Siap Pak Komandan.” Jawabku semangat. Begitulah setiap harinya. Entah dimulai sejak kapan, setiap pulang sekolah jika tidak sibuk Muha selalu datang menghampiriku untuk sekedar mengajakku pulang bersama. “Oh ya, sore ini kamu sibuk gak Bunga. Aku mau ngajak kamu ke studio lihat grup bandku latihan”. Kata Muha membuka perbincangan. “ Hmm.. ga terlalu sibuk sih, kayanya aku bisa” “ Kalo gitu aku jemput kamu jam 4 sore ya” “ Iya boleh”. “Festivalnya satu minggu lagi kan? Semangat Muha !!!” (sambil mengepalkan tangan ke udara) “ Iya Bunga. Makasih yaa..” Ya ampuuuun.. entah mengapa kali ini rasanya berbeda sekali. Degup jantungku terdengar lebih kencang dari biasanya sampai-sampai aku takut Muha juga mendengarnya. Mungkinkah ini suatu pertanda? Ooh.. entah lah.  Muha oh Muha. Didekatnya aku merasa nyaman, merasa bebas, tidak seperti diriku yang dulu, kaku dan hampa. Muha merupakan pribadi yang sangat rendah hati, sopan dan suka bergaul dengan siapa saja. Wajar banyak teman-teman perempuanku menaruh hati padanya. Seperti ini kah rasanya jatuh cinta? Sehari saja tidak melihat wajahnya, rasanya hati ini begitu cemas. Oh Tuhan, ku tuliskan keindahan catatan diary ku yang penuh dengan nama Muha.  Hari ini adalah yang dinanti-nanti. Festival band sekolah SMA 1 Banjarmasin. Muha dan grupnya “King-Q” berada di nomor peserta 9. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, tibalah saatnya Muha dan personil lainnya maju ke atas pentas. “inilah dia penampilan yang sudah sangat ditunggu-tunggu oleh para gadis di sekolah kita, siapa lagi kalau bukan King-Q. Mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah “ terdengar suara MC membahana di udara kemudian terdengar riuh tepuk tangan penonton menyambut penampilan mereka . Di penampilan pertama Muha membawakan lagu “Dear God - Avenged SevenFold”. Alunan musiknya mampu menyihir ratusan mata yang melihat ditambah lagi dengan pesona Muha yang menawan hati setiap anak perempuan disekolahku. kemudian disusul dengan lagu ke dua, terdengar suara Muha di microphone sebelum lagu dinyanyikan. “ Lagu ini aku nyanyikan khusus buat seorang gadis yang telah mengisi hatiku selama ini. Semoga kamu suka. Endless Love – Muse”. Deegg !!! terasa hangat di dadaku. Apakah gadis yang dimaksud aku? Hatiku seketika terasa berbunga-bunga. Mendadak pemandangan di depanku berubah menjadi bukit berbunga, dihiasi dengan bunga warna-warni dan aneka kupu-kupu kemudian Muha berdiri diantara rerumputan bunga sedang menyanyikan lagu-lagu cinta. Namun seketika lamunanku menghilang saat diakhir penampilannya Muha menyebutkan nama gadis tersebut. “ Denia. Semoga kau bisa membalas perasaanku ini .” Apaaa??? Denia?? Jadi selama ini gadis yang ada di hati Muha adalah Denia??. Batinku mulai rapuh saat ku tahu Denia yang ada di hati Muha. Bukan aku. Selama ini aku saja yang berimajinasi terlalu tinggi. Oh Muha jadi, selama ini kau anggap aku apa?  Hati yang kurasakan kini berkecambuk tidak karuan. Tak kusangka yang dia pilih bukan aku melainkan sosok lain. Perih dan sedih diri ini menerima kenyataan. Aku bingung aku bimbang dan bertanya pada cermin apakah ini nyata atau sekedar mimpi belaka. Aku masih tak percaya dengan keadaan ini. Aku sungguh menyukai semua hal yang ada pada dirinya. Kenapa dia tidak memilihku ? apakah aku kurang pintar ? apakah aku kurang cantik ? apakah aku kurang baik ? bawa aku kurang kaya? oh Tuhan ternyata aku terlalu sombong menghadapi Muha. tolong lah hamba ini yang tidak berdaya saat ini. Berilah aku kekuatan untuk menghadapi cobaan ini. Hari selanjutnya kujalani dengan penuh kehancuran hati. Inilah ceritaku, cinta pertamaku melayang dalam guratan rindu. Aku yang hina mencintai yang sempurna, meski aku punya segalanya, namun cinta tak dapat ku beli dengan segalanya, hatinya bukan milikku. Hatinya tak dapt ku beli dengan kuasaku. Oh Tuhan, cacatanku kini berubah pilu. Yang dulu berbunga karena rindu. Rindu Muha, lelaki yang telah merubah catatanku menjadi indah, meski akhirnya aku teteskan air mataku untuk Muha yang penuh rindu.

SSH Server di Debian

SSH singkatan dari secure shell dan merupakan cara untuk terhubung ke mesin remote. SSH *nix sangat populer di kalangan pengguna karena ked...